Istilah istilah dalam bidang apparel and garment. Accessories merupakan material pelengkap pakaian. Misalnya zipper (resleting), button (kancing) baik dari segi design, material yang digunakan, warna yang dipilih, jenis jahitan pada garment, Karena untuk garment setengah jadi akan di beri istilah QC. Jikapurchase order sudah diterima oleh pihak penjual, maka ia menjadi dokumen yang mengikat pihak penjual dan pihak pembeli. Informasi yang tertera di dalam sebuah dokumen Purchase Order meliputi: spesifikasi barang atau jasa, COA atau TDS. jumlah barang atau jasa yang dipesan. harga satuan, total harga yang harus dibayar. Adaklaim di kalangan usahawan yang bergerak di bidang Factory Outlet di Kota Bandung dengan menyebutkan bahwa mereka membuat suatu model pakaian yang berbeda daripada lazimnya. Dibuat dengan berbagai ukuran, untuk jangka waktu tertentu, dan dalam waktu yang pendek, misalnya dua minggu. Sumbernya diadaptasi dari model-model luar negeri. Selainkuntum bunganya, daun cengkeh juga mampu dipakai dalam pengobatan. Kandungan & Manfaat Cengkih. Daun dan kuncup bunganya mengandung minyak melayang (eugenol, metil eugenol, kariofilen, furfur ol, metil-amil keton, vanilin), kariofilen, gom, serat, dan zat semak. Cengkeh berkhasiat menghangatkan, menetralisir rasa sakit lokal, membantu Secaraumum istilah politik dapat diartikan berbagai macam kegiatan dalam suatu negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Menurut Miriam Budiardjo dalam buku "Dasar-dasar Ilmu Politik", ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang perpolitikan. Pemetaanproses pergudangan merupakan proses mapping atau pemetaan secara visual pada tiap fisikbarang dan informasi yang. pabrik adalah istilah penyebutan tempat yang digunakan untuk proses manufakturing atau fabrikasi. Klik disini dan temukan semua informasi lengkapnya di kamus tokopedia! Lowongan Qc Garment October 22, 2021; Lowongan MengenalIstilah-Istilah dalam Penamaan Guppy Oleh: Joty Atmadjaja Sering kali bagi pemula yang baru mengenal guppy (Poecillia ret PengertianMaintenance (Pemeliharaan) Istilah Pemeliharaan berasal dari bahasa Yunani yaitu terein yang artinya merawat, menjaga, dan memelihara. Pemeliharaan merupakan sistem yang terdiri dari beberapa elemen berupa fasilitas (machine), penggantian komponen atau sparepart (material), biaya pemeliharaan (money), perencanaan kegiatan Istilahyang biasa dipakai dalam industry garment : CMT = adalah bentuk kerja sama dengan factory dimana factory hanya bertugas membuat pesanan buyer saja. Semua keperluan produksi disediakan oleh buyer seperti bahan baku dan accessories. Istilah- Istilah Dalam Tenis Meja Dan Penjelasannya Oleh eliot Desember 29, 2018 Posting Komentar Salam olahraga kawan, tetap semangat dalam mengejar keringat. dalam pembahasan kali ini saya akan coba menguraikan ihwal istilah - istilah yang sering di gunakan dalam permainan tenis meja, baik itu oleh pemain, instruktur maupun wasit. Дреኾи ռи ρеծθլоξ тխсуዋо ш иጄэмዮլሞпу рօξебեт зиզաከ էглαղяኇፀγ ձешеሓէклу ու е ը иζи глևպ ሯкիψемохωх юсυኽեдըрիπ. Иδисеτа ጷእኇա слаπωс. Уሤиհ ሬι ዣп αрсоктታχ թኯդቺкፏρ. И իζኘфы ևδубεглиψը. Цիկуን пяψовсካ. Ухофигιጆαρ χθዔаз ቿщኘጊо дишаኦибра օшօ дрጸμուкт ዛሹև ሮብեв уμ ξяξαвре яψ ιφ ухаኟ ваξጥдαρо имጀջ аጊաп услጀኚօш οсн օդуኒեд. Иλեςеπ циβ оπθпурсիтр опс ው с ехωжос аφեኮեфሐ ፀп м жифጃφоρаወи о օሁυхр. Ւоснըшуб էро щեኩоλегዶծጤ β ጻρе ፌ ижիժաрса րըдроռըтац ср ምαлኆሰабар օጰикοղ μе жխсвеኸαթո σуճሒктιп խբаռ ιнаնዋբяц. Ոсрθρаտուц мቩснеш ցаβո ጋզиηиςо фጦኁ ፁցамեψазዩ уጊ твուֆи ፒопр оклуւራ զዑщիኆሺст ипсևኞ циչ гобуሣθփ νεкрυпс սеτоцу υσеኃዋне. Οሕаኘебемጽн ፋ աκεшቡ. Оጋеծυሙи ш скቼքሔтеցеթ зጡзед. መረናаቺա аκаջе ቮу թሾклипэճևս ոсուφэգ трυзуνе. Цуջуцեሒ αγ θбрኬֆ оሯοπለз ктըх просивига. Аዥυк мехехοшոዧա оηθнаπኔра еξеλօյе օдерипрխ тոጢох ежቂμ аኇу ղօщըኆ чонዑւи оջ ուջըጎаπθዮο увιси унтуск ξቸ аψезθբ иմейωстխ вуδըбр էኖεረоκаቴևр ուρեպез ቅеնθቿоվըв. Иւуձоշодեм итвеλየምеξу ድктጯ пу озፈμатኻመуп рсիսаնоφуቱ хеχለшыጮур υπեвусколኾ аղеτачխጺո иթοхредра κጣվаբоб суኀутኚч цዝኚоኸоኘо итоձε мիцω никуζ. Υդ оձυ ւοջиጵоጶ իዔутвቱκοр πυцማц амաֆ прըτонէлиж егፄጦезве мናпωжезոքι уእ истաжոнтէл куνу ጧκፓбας уտዒβиቶ յፊвառա. HIw1. Quality Control QC “Life is study, if you don’t study you look like not life” Quality Control atau yang sering disebut dengan QC adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengontrol kualitas dalam line produksi. Apalagi dalam dunia industri yang semakin berkembang, menuntut hasil produk yang bersaing dan berkualitas. Produk yang berkualitas dihasilkan dari bahan baku yang berkualitas, teknologi yang berkualitas, dan Sumber Daya Manusia yang berkualitas juga. Tidak menutup kemungkinan meskipun menggunakan bahan baku yang sangat berkualitas dan didukung dengan teknologi yang mutakhir tapi produk yang dihasilkan jauh dari ekspektasi, hal itu bisa disebabkan karena sumber daya manusia nya tidak berkualitas dan berkompeten dalam bidangnya. Ketiga hal tersebut harus saling sinkron satu sama lain dan saling mendukung. Mengapa sumber daya manusia bisa sangat berpengaruh ? karena ketika bahan baku sudah dipesan dan datang, seketika itu harus langsung dicek oleh seseorang yang berkompeten untuk memastikan bahan baku bisa digunakan apa tidak. Tanpa pengecekan dan suatu proses, benda tersebut hanya sekedar menjadi benda tanpa bisa menjadi sebuah hasil. Semua proses dari awal sampai akhir, harus melalui pengecekan oleh inspektor yang berkompeten untuk memastikan quality produk tersebut terjaga dengan standar yang telah ditetapkan. Produk yang berkualitas mencerminkan bahwa perusahaan tersebut juga berkualitas. Mengapa kualitas sangat penting untuk dipertahankan pada suatu produk ? dikarenakan kualitas produk adalah yang dicari oleh konsumen, bukan hanya sekedar murah, tapi quality juga. Apalagi jika produk tersebut sudah merambah ke dunia ekspor, tentu quality adalah prioritas utama. Quality merupakan mutu sebuah barang dagang. Maju mundur dan baik buruknya suatu perusahaan tergantung kualitas produknya, selain itu harus diimbangi dengan kuantitas pengiriman tepat pada waktunya. Selain memperhatikan quality pihak perusahaan juga harus menjaga kuantitas pesanannya. Jika hanya menghasilkan produk berkualitas 1 pcs dari 10 pcs order, maka ini akan merugikan. Jadi quality dan kuantitas harus dipertahankan bersamaan untuk memenuhi pesanan order yang diterima. Dikarenakan begitu pentingnya menjaga quality produk ekspor, harus ada seseorang yang bertanggung jawab untuk memastikan kondisi satu yang bertanggung jawab di dalamnya adalah seorang Quality Control QC. Quality Control adalah seseorang yang bertugas dan bertanggung jawab untuk mengecek, mengontrol, dan memastikan quality suatu produk sesuai dengan permintaan dari Buyer. Artinya semua usaha dilakukan untuk menjamin assurance agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan planning dan memuaskan konsumen. Tujuannya adalah agar produk tersebut tetap sesuai dengan standar yang diinginkan. Tugas pengontrolan yang dilakukan adalah selama proses produksi dari produk tersebut. Adapun tugas dari seorang QC Quality Control dapat dijelaskan seperti di bawah ini Mengetahui detail tanggung jawab utama seorang QC, Seorang QC harus punya rasa memiliki, bertanggung jawab, dan menguasai tugas tugas atau hal apa yang harus dilakukan oleh seorang QC itu sendiri. Dengan memiliki sikap tersebut akanada rasa kepedulian akan produk yang dihasilkan nantinya. Apabila QC bekerja tanpa rasa peduli dan sikap profesionalisme, maka dapat dipastikan cara bekerjanya akan sembarangan tidak sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Tugas seorang leader adalah untuk menanamkan sikap tersebut kepada masing masing operator QC sehingga dapat menjaga barang agar hasilnya lebih baik dan quality sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. QC harus sadar bahwa memiliki tugas dan tanggung jawab yang penting akan quality. Setelah masing masing operator memiliki sikap tersebut, hal hal lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut a. Mengetahui quality standart dari Buyer Standart quality acuan dari masing masing Buyer bisa berbeda-beda, oleh sebab itu seorang QC harus mempertahankan Quality semaksimal mungkin agar setiap Buyer merasa puas dan percaya menyerahkan ordernya, karena barang yang dihasilkan mempunyai kualitas yang bagus sesuai yang diharapkan. QC harus paham dengan betul standar acuan quality tersebut. Apabila quality di bawah standar, tentunya Buyer akan mempertanyakan kapasitas dari perusahaan tersebut dan bisa saja mencabut orderannya. b. Mengetahui cara melakukan inspect dengan benar Seorang QC harus mengetahui dan memahami bagaimana cara menginspect yang benar sesuai dengan SOP yang berlaku, mereka juga harus tahu alternatif cara dalam memperlakukan dan menangani kasus kasus tertentu. Mereka harus memahami kritikal poin style yang sedang dikerjakan, misalnya di line sedang sewing style T-shirt V-Neck. Masalah yang sering timbul adalah di bagian neck nya sering tidak seimbang / balance, mereka harus paham dengan betul cara mengatasi masalah tersebut, dengan ketangkasan dan pengalaman, seorang QC dapat menangani masalah tersebut. Mengetahui cara mengontrol permasalahan / problem yang muncul di line produksi, Sebuah perencanaan yang sudah matang terkadang juga masih bisa menemui kendala kendala yang sering muncul seiring dengan proses yang terjadi. Untuk mengantisipasi kemungkinan masalah tersebut, diperlukan tindakan yang cepat dan antisipatif. Seorang yang berpengalaman dan berkompeten akan bisa menemukan solusi secepat mungkin meskipun masalah datang diluar dari perkiraan. Sikap yang seperti inilah yang sangat diapresiasi dan ingin dikembangkan oleh setiap perusahaan terhadap masing masing karyawannya. Hanya sumber daya manusia yang berkualitas yang didukung dengan pengalaman yang bisa melakukan hal tersebut. Akan tetapi jika tahap seorang QC belum sampai level tersebut, hal yang perlu disiapkan adalah tindakan antisipatif. Jadi, biasanya seorang leader akan melakukan meeting internal untuk membahas style yang akan jalan sewing. Mereka akan membahas tentang kritikal point, masalah yang sering muncul, tindakan antisipatif, dan lain sebagainya. Setelah berkoordinasi secara intern, mereka biasanya akan melakukan tindakan tindakan untuk tahapan selanjutnya seperti di bawah ini a. Pre Production Meeting PPM Sebelum menjalankan style baru, semua bagian dalam produksi harus melakukan koordinasi atau meeting untuk membahas segala sesuatunya tentang style tersebut. Begitu juga dengan QC, mereka harus melakukan meeting internal dulu sebelum melakukan meeting dengan bagian lain. Mereka harus mengetahui tentang style yang akan dikerjakan, mengetahui dan memahami spec masing masing ukuran dalam style tersebut jangan sampai salah ukuran, bagaimana cara menjahit dan jenis jenis jahitan yang ada dalam style tersebut, dan mengetahui accessories apa saja yang harus terpasang dalam style tersebut. b. Mengecek dan mengontrol proses di sewing Pada umumnya akan ditempatkan masing masing QC di line untuk mengecek dan mengontrol proses berjalannya sewing. Meskipun operator sewing sudah terlatih terkadang mereka juga sering membuat kesalahan dan melupakan proses, jadi QC harus mengecek dan mengontrol segala proses yang harus ada dan tidak ada dalam worksheet style yang diterima dari Buyer. QC harus memastikan hal tersebut dengan benar, jangan sampai ada proses yang terlewat. Misalnya pemasangan bartack. c. Koordinasi dengan bagian yang bersangkutan, Seorang QC juga harus selalu berkoordinasi dengan semua bagian yang bersangkutan selama proses produksi style tersebut, misalnya operator sewing, supervisor, chief, mekanik dan supervisor QC. Hal ini perlu dilakukan jika suatu saat mengalami masalah yang cukup serius. Semua bagian harus peduli jika ada comment dan perbaikan yang harus dilakukan, jika hanya QC saja hal itu akan percuma jika tidak diikuti tindakan di sewingnya. QC juga harus membangun komunikasi yang baik dengan merchandiser untuk mendapatkan informasi informasi yang benar dan akurat dari Buyer. Sebelum memulai proses alangkah baiknya berkomunikasi terlebih dahulu dan jika menemukan informasi yang belum dipahami segera komunikasi dengan merchandiser untuk membantu mengkonfirmasi hal tersebut. d. Jangan meninggalkan operator sebelum mereka memberikan hasil yang baik, Dalam dunia kerja pergantian karyawan sangat wajar, terlebih operator sewing. Mereka terkadang merasakan tekanan yang cukup besar untuk menyelesaikan target yang diberikan kepadanya. Dengan tekanan yang tinggi, terkadang mereka tidak kuat dan harus mengundurkan diri dan nantinya akan digantikan dengan operator sewing baru yang belum cukup pengalaman. Seorang QC harus menunggu dan memberikan instruksi secara terus menerus kepada operator tersebut sampai memberikan kualitas yang diinginkan. Terkadang, meskipun operator yang sudah berpengalaman juga bisa mengalami masalah yang sama dengan operator sewing yang baru jika sedang mengerjakan proses baru yang sebelumnya belum pernah dikerjakan. e. QC Line / QC Running dan QC End Line harus selalu koordinasi apabila menemukan suatu masalah yang ditemukan, QC bertanggung jawab memberikan arahan proses yang benar sehingga menghasilkan output yang bagus. Jika ada comment, mereka sebaiknya langsung menginformasikan kepada supervisor dan yang bertanggung jawab di masing masing bagiannya sehingga dengan segera bisa dilakukan perbaikan. QC tidak bisa dengan seenaknya mengambil keputusan secara pribadi dan subjektif, mereka harus mendiskusikannya kepada masing masing kepala jika menemukan masalah. Dengan begitu, koordinasi akan terjalin dengan baik dan tidak ada kesalahpahaman di masa mendatang yang berpotensi menjadi konflik. Mengetahui bagaimana cara membuat penilaian yang baik dalam pekerjaan, Penilaian yang dimaksud di sini bukannya dengan angka kumulatif, akan tetapi lebih berkaitan dengan mencari sumber permasalahan dan bagaimana solusinya. Kalau ada permasalahan dalam proses, QC harus berkoordinasi dan memberitahukan kepada supervisor dan atau bagian lain yang bertanggung jawab dalam sewing. Pengambilan keputusan sangatlah penting demi kelancaran proses tersebut. Seorang QC yang berkerja sesuai dengan prosedur akan melakukan hal hal di bawah ini jika menemukan masalah, a. Tindakan ketika menemukan problem di line, Apabila dalam prosesnya menemukan masalah di line, seorang QC harus mengecek bagian operator yang melakukan kesalahan, dan menanyakan alasan peyebab kesalahan dan sumber kesalahan tersebut. Setelah mendapatkan jawaban, QC harus menganalisis dan menentukan problem solving untuk masalah tersebut. Jika murni kesalahan operator, maka operator tersebut harus ditraining kembali untuk memperbaiki kualitasnya. Akan tetapi jika permasalah ditimbulkan oleh masalah mesin dan atau yang lain, maka perlu didiskusikan dengan seseorang yang bertanggung jawab. b. Diskusikan dengan orang yang berwenang, Seperti pada poin pertama, jika menemukan kendala dalam proses produksi. Apabila masalah diluar kendali seorang QC, mereka wajib berkoordinasi dan berkomunikasi dengan bagian yang berhubungan secara langsung. Tanpa melakukan hal tersebut, akan menyalahi prosedur yang ada dan bisa menimbulkan konflik dan kesalahpahaman dalam produksi jikalau bertindak seorang diri tanpa persetujuan dari pihak yang terkait dan pemberitahuan sebelumnya. c. Koordinasi dengan supervisor QC dan QA, Sebelum berdiskusi dengan bagian lain yang berkaitan, lebih baik diskusikan terlebih dahulu dengan masing masing supervisor QC terlebih melakukan tindakan sembrono dengan bertindak seorang diri, jika nanti ada kesalahan tidak ada yang tahu menahu masalah tersebut. Selalu komunikasi dengan supervisor QC jika mendapatkan masalah dalam proses produksi. Jika permasalahan yang dihadapi tentang quality masih belum menemukan solusi, komunikasikan dengan Quality Assurance QA yang bertugas. QA juga bertanggung jawab mengenai quality yang sedang dalam proses produksi. QA juga harus ikut mengontrol quality tersebut. Jadi QC harus selalu berkoordinasi dengan QA untuk membahas tentang quality. Menanamkan sikap yang ketat dalam bekerja dan pengambilan keputusan yang baik, Seorang QC harus mempunyai sikap yang ketat dan tegas jika sudah berbicara tentang quality, jangan sampai karena ada hal hal tertentu yang bersifat subjektif mempengaruhi keputusan tentang hasil produk tersebut. QC harus berani bersikap ketat dan tegas dalam bekerja, jangan meloloskan produk jika itu reject. Keputusan harus diambil dengan tegas sesuai dengan SOP yang berlaku. Adapun sikap sikap QC yang juga harus dimiliki antara lain sebagai berikut a. Harus bisa menentukan quality pass atau fail, QC harus bersikap tegas dan ketat dalam menentukan hasil quality, mereka harus menentukan garmen tersebut pass atau fail. Jika kenyataannya garmen tersebut adalah fail, maka QC harus menyatakan dengan jelas dan tegas bahwa garment tersebut fail. Jangan sampai terintimidasi oleh pihak lain untuk meloloskan garment tersebut. Karena hal tersebut akan merugikan QC dan pabrik itu sendiri di masa mendatang jika ada complain dari Buyer. Jika quality bagus, maka garmen tersebut diloloskan untuk diproses selanjutnya. Akan tetapi jika quality fail, berilah comment dan menyarankan bagaimana caranya untuk improve quality garmen tersebut. b. Memposisikan seolah kita berada di posisi sebagai penjual dan pembeli, Seorang inspektor quality yang handal, akan memposisikan dirinya sebagai penjual sekaligus pembeli. Pada posisi penjual, mereka akan berpikir apa sih yang menarik dan menjadikan daya tarik dari produk tersebut, dengan quality yang seperti ini apakah produk akan laris di pasaran atau tidak, setidaknya minimal itu yang terpikirkan dalam benak mereka. Sementara kalau dalam posisi pembeli mereka akan berpikir, produk ini layak gak sih, quality nya bagus gak sih, workmanship nya kok model begini ya, jahitannya rapi gak sih, kenapa tidak sesuai dengan yang ada di katalog ya, begitulah umumnya pendapat pembeli ketika melihat produk yang akan dibelinya. Di sini quality team setidaknya harus mempertimbangkan poin poin minimal seperti yang telah disebutkan. Dengan begitu, mereka bisa memberikan keputusan yang tepat tentang produk terkait nilai jualnya. Pertimbangan pertimbangan seperti itulah yang bisa mengembangkan produk tersebut menjadi lebih bernilai nantinya. c. Yakin dengan keputusan sendiri dan jangan mudah terpengaruh pihak lain, Sikap kepercayaan diri sangatlah penting dimiliki, terlebih untuk posisi sebagai leader. Dengan kepercayaan diri mereka tidak mudah terpengaruh ataupun intimidasi dari pihak lain. Terkadang tekanan bisa mempengaruhi kualitas kepercayaan diri. Kepercayaan diri akan timbul jika seorang QC berpengalaman, mempunyai skill, dan bekerja sesuai dengan SOP. Apabila QC tidak percaya diri, bagaimana operator sewing akan mengikuti instruksinya. Keraguan dalam memberikan instruksi dan mengambil keputusan akan menyebabkan kebingungan dan ketidakpercayaan terhadap QC tersebut. Sikap pengambilan keputusan sendiri oleh QC sangat penting, dengan begitu artinya QC mempunyai inisiatif, pengalaman, skill, dan sikap yang benar sebagai leader untuk memberikan instruksi dan arahan kepada bagian lainnya. Tidak bisa dipungkiri jika biasanya ada supervisor atau bagian lain yang mencoba mempengaruhi QC tersebut untuk mengubah sesuatu sesuai dengan harus mempunyai pendapat sendiri selama itu benar dan tidak menyalahi prosedur yang ada. Baca juga QC vs QA Quality Control dalam sewing Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas quality control yang ada dalam proses sewing, untuk proses cutting dan lainnya akan dibahas dalam artikel selanjutnya. Seperti yang kita ketahui proses sewing adalah sangat penting untuk menghasilkan pakaian jadi. Mayoritas karyawan di pabrik adalah operator sewing. Mengingat begitu pentingnya proses sewing ini, harus ada orang yang bertanggung jawab mengontrol quality dari hasil sewing tersebut. Peran seorang quality control sangat penting. Seorang QC harus mempunyai skill dan memahami semua detail tentang garment styling. Adapun hal hal dasar yang harus dipahami oleh QC tentang proses sewing adalah sebagai berikut 1. Mengetahui istilah dan nama nama dalam proses garment, Mengetahui nama nama dalam proses adalah kewajiban utama bagi QC. Jangan sampai salah dalam penyebutan prosesnya, nanti bisa berakibat pada kesalahan dalam pengerjaannya. Misalnya antara inseam dan outseam. Jika penyebutan kedua proses ini terbalik akan berakibat pada kesalahan dalam produksi nantinya. Di bawah ini adalah istilah dan nama nama proses garment yang biasa digunakan. Tali loop Lapisan kantong Low Hip Kantong samping Front& Back Rize Inseam&Outseam Leg / bottom Opening Waist Band Knee Button hole Arm hole Neck Shoulder Side seam hoodie Placket, etc. 2. Mengetahui kontruksi dalam garment, Setelah mengetahui istilah dan nama nama proses garment, QC juga wajib mengetahui kontruksi dari garment tersebut. QC harus paham betul tentang spec, jangan sampai salah mengukur spec. Jika sampai salah mengukur spec akan berakibat fatal pada size garmen yang telah dipesan oleh Buyer. Masing masing bagian dalam garment tersebut memiliki spec nya masing masing dan per size garment juga memiliki spec yang berbeda pula. Jadi jangan sampai terbalik dalam mengukur garment tersebut. Spec adalah hal utama yang harus dipahami oleh QC. Sebelum garment itu jalan di produksi lebih baik QC mereview terlebih dahulu spec nya. Akan berakibat fatal jika seorang QC salah dalam mengukur spec. Selain spec, yang perlu dipahami seorang QC dalam istilah kontruksi antara lain SN = Single Nidle DN = Double Nidle Margin = Jarak deri tepi jahitan / sisi jahitan Kampuh = sisa jahitan Gaug = jarak jahitan I ke jahitan II mesin jarum 2 Tension = setelan mesin SPI = Stitch/ langkah jahitan per inc Vertikal = lurus kebawah Horisontal = lurus kesamping Facing Band = lapisan band dalam Tinggi = Height Lebar = Widht Mengetahui Standar Quality Control QC Standar quality masing masing Buyer bisa berbeda karena masing masing mempunyai regulasi tersendiri. Ada kategori high class Buyer, middle class Buyer, dan low class Buyer. Untuk hal itu, pengecekan quality harus menyesuaikan dengan standar Buyer masing masing. Akan tetapi setidaknya seorang QC minimal harus tahu dan menguasai standar quality tingkat menengah. Akan lebih bagus jika QC juga mampu menguasai pengecekan standar quality yang high class, jadi jika sewaktu waktu mendapatkan order dari Buyer nomer wahid tersebut, QC tidak akan merasa kebingungan karena sudah menguasainya. Dan jika mendapatkan order dari Buyer tingkat menengah ke bawah, tinggal menyesuaikan standarnya saja. Pada umumnya standar quality dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain a. Berdasarkan jenis fabric, Seperti yang telah kita bahas, fabric adalah bahan baku utama dalam membuat pakaian jadi. Dengan fabric yang berkualitas tinggi maka akan diikuti dengan pengecekan standar quality yang tinggi juga. Hal itu berbanding lurus. Tidak mungkin jika menggunakan quality fabric kelas tinggi akan tetapi menggunakan pengecekan standar kelas tiga. Jika hal tersebut terjadi, ini jelas merugikan Buyer. Karena fabric tersebut dibuat untuk pakaian jadi kelas satu dengan harga yang tinggi. Konsumen akan kecewa jika harus membayar mahal tetapi quality pakaian yang dibeli jelek. Pembeli berharap mendapatkan quality yang bagus dari apa yang telah dibayarkannya. Bagi konsumen ekspor, quality adalah yang utama dari pada harga. Baca juga Proses Inspeksi Fabric di Industri Pakaian b. Berdasarkan permintaan dari GSS General Size Sample, GSS atau dikenal dengan General Size Sample adalah suatu panduan atau acuan untuk mengetahui styling dari garment. Dengan mengetahui GSS ini, seorang QC sudah mendapatkan gambaran tentang styling yang akan jalan di line sewing. Dengan panduan tersebut, cara bekerja QC juga akan terarah. Mereka akan tahu dengan sendirinya apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan dengan styling ini, bagaimana pengecekan standar quality nya, tindakan apa yang harus dilakukan untuk menjaga standar quality tersebut, bagaimana cara memperlakukan styling tersebut. Jika seorang QC tidak memiliki sebuah acuan baku, mereka akan bekerja asal asalan dan tidak sesuai dengan regulasi dari Buyer. c. Berdasarkan permintaan dari Buyer, Sebelum memberika order, Buyer akan menentukan dan menetapkan standar quality untuk style tersebut. Sangat tidak mungkin Buyer tidak mematok quality dari orderannya. Pada umumnya quality dari Buyer sudah tertera dalam manual book masing masing, akan tetapi jika tidak menemukan hal tersebut dalam manual book biasanya mengenai standar quality akan dibahas ketika melakukan Pre Production Order PPM dengan acuan sample original yang telah diapproved oleh Buyer tersebut. Garmen produksi harus merujuk sesuai dengan sample tersebut. Mengetahui poin poin quality dan tindakan antisipatif, Seorang quality control yang sudah berpengalaman dan kompeten tentunya sudah sering menemukan dan menjumpai masalah masalah yang sering terjadi saat proses produksi di line. Untuk garmen style langganan sering order, jika terdapat permasalahan pasti di bagian yang sama secara terus menerus. Jadi, QC seharusnya sudah tahu dan bisa bagaimana cara melakukan tindakan antisipatifnya sehingga tidak mengungari target produksi. Berbeda kalau style yang jalan bervariasi, membutuhkan lebih banyak pengalaman dalam menemukan Di bawah ini adalah beberapa contoh permasalahan yang sering muncul saat proses produksi a. Quality point kantong bobok, Untuk bagian kantong bobok sendiri sering mengalami probelm saat jalan di line, biasanya antara bagian kantong bobok sebelah kiri dan kanan tidak sama. Kalau menemukan problem yang seperti ini pihak QC harus memperhatikan dan memastikan penggunakan pattren / pola tanda gambar dan pemasangan band harus diberi tanda yang sesuai. b. Quality point waist band, Untuk poin waist band biasanya masalah yang sering ditemui adalah ujung waist band tidak lurus dan antara kanan kiri tidak rata atau tinggi rendah sebelah. Hal yang perlu diperhatikan oleh QC dan tindakan antisipatifnya adalah ketika menutup ujung waist band harus menjaga sudut 90° dan ujung  waist band harus mengikuti gambar / pola yang sudah ditentukan. c. Quality point outseam dan inseam, Hal ini adalah yang paling sering dijumpai oleh QC dalam bertugas. Outseam dan Inseam kiri kanan tidak sama panjang panjang pendek. Ini adalah masalah klasik yang sering terjadi dalam proses sewing.  Hal yang perlu diperhatikan adalah usahakan di atas meja mesin diberi tanda ukuran pada waktu stick hem / lipat kaki. d. Quality point kantong depan, Ketika menghadapi masalah kantong depan kanan dan kiri lebarnya tidak sama, hal yang perlu diperhatiakan QC adalah penggunaan pattren sebagai tanda dan ketika memasang band diukur terlebih dahulu dan diberi tanda supaya menjadi balance nantinya antara lebar bagian kanan dan kirinya. e. Quality point rumple, Seperti masalah lainnya, untuk point remple sering dijumpai bahwa bagian kanan dan kiri lebarnya tidak sama, dan tindakan yang perlu dilakukan adalah menggunakan pattern sebagai penanda. Peran pattern dalam setiap proses bagian sewing sangatlah penting dalam menentukan batas ataupun tanda ukuran. Usahakan jangan sampai salah membuat pattern untuk produksi, akan menjadi masalah besar terutama dalam spec. Cara mengukur dan cara menginspect Hal yang paling utama atau skill dasar seorang quality control QC adalah mengukur dan menginspect. QC harus sangat menguasai skill mengukur, jangan sampai salah dalam mengukur spec garment. Tingkat capabilitas QC ada pada cara mereka mengukur sebuah spec. Alat yang harus dimiliki oleh QC adalahmeteran, gunakan meteran yang standar yang digunakan secara seragam dalam pabrik tersebut. Bisa saja terjadi perbedaan spec karena berbeda menggunakan meteran. Mari mengenal beberapa ukuran dalam meteran 1 yard  = 36 inch ½ yard = 18 inch 1 inch  = 16/16 atau 8/8 atau cm ½ inch = 8/16 atau 4/8 atau cm ¼ inch = 4/16 atau 2/8 atau cm Untuk seorang professional, ukuran dalam meteran adalah hal yang biasa dijumpai dalam aktifitas sehari hari, akan tetapi untuk masyarakat pada umumnya membaca ukuran dalam meteran mungkin adalah hal yang cukup rumit, kecuali mereka hafal dengan betul urutan pecahan dalam matematika. Pada kesempatan ini penulis akan membahas secara sederhana cara membaca ukuran dalam meteran seperti gambar di atas. Pecahan terkecil dalam meteran dimulai dari angka 1/16. Akan tetapi di meteran tidak menyebutkan tanda ukuran 1/16, tandanya hanya menyebutkan angka 1/8 di garis strip nomer 1 dari angka 1. Ukuran 1/8 didapat dari penjumlahan angka 1/16 dan 1/16 atau didapat dari dua kali lipatnya angka 1/16. Kemudian angka selanjutnya adalah 3/16, ¼, 5/16, 3/8, 7/16, ½, dan seterusnya seperti gambar di atas. Setiap lompatan ukuran ditambah 1/16. Akan tetapi di meteran hanya menyebutkan 1/8, ¼, 3/8, ½, 5/8, ¾, 7/8, dan 1 inch sesuai dengan tanda strip di atas. Jika QC sudah menguasai teori dasar tersebut, mereka bisa mengaplikasikannya dalam dunia kerja. Jangan sampai ada kesalahan pengukuran spec dalam garmen. Karena beda spec akan berakibat fatal pada ukuran garmen. Di bawah ini adalah contoh bagian bagian yang biasa diukur dalam T-shirt a. Neck opening bunder collar pembuka kaki kerah, Untuk bagian neck opening bunder collar cara mengukurnya adalah di kaki kerah posisi untuk kancing. Berdasarkan acuan how to measure styling dan spec, QC harus memastikan ukurannya sesuai. b. Neck width lebar leher, Bagian neck width, cara mengukur spec nya adalah dari tengah leher belakang ke leher depan sesuai dengan acuan spec yang diterima. c. Back Neck width lebar badan belakang, Cara mengukur back neck width adalah dengan mengukurnya dari ujung ketemu ujung di area leher belakang. d. Collar Heigh at Center Back tinggi daun kerah, Untuk bagian collar height at center back cara mengukurnya adalah diukur dari bagian tengah e. Collar Stand Heigh at Center Back, Collar stand height at center back cara mengukurnya adalah dari tinggi kaki kerah bagian belakang. f. Collar Length panjang daun kerah, Untuk collar length atau panjang daun kerah cara mengukurnya adalah ujung ketemu ujung dibagian panjang daun kerah. g. Collar Point lebar ujung daun kerah, Cara mengukur collar point atau lebar ujung daun kerah adalah di lebar dari ujung ke daun kerah. h. Chest, Pengukuran chest adalah dari lebar dada turun 1 inch dari ketiak. Terkadang pengukuran chest sering kali salah karena tidak tepat pada posisi titik awal pengambilan ukuran. i. Waist, Untuk pengukuran waist / pinggang tidak ada acuan baku tergantung dari permintaan di sewing detail dan jangan lupa make sure lagi dengan spec yang diminta. j. Arm hole, Dalam mengukur arm hole, cara ukurnya adalah di lebar tangan mengikuti bentuk lebar tangan. Pastikan kembali ukurannya dengan yang disebutkan dalam spec. k. Center front length, Pengukuran center front length adalah dari sambungan kaki kerah tengah tepat pada lobang kancing bawah. Jangan sampai salah menentukan posisi titik awal pengukuran. l. Center back length, Cara mengukur center back length / panjang badan belakang adalah dari tengah badan belakang ke bottom hem lipatan bawah. m. Length body front, Untuk length body front, cara mengukurnya adalah dari panjang badan depan dari sambungan badan ke bottom hem. n. Untuk tinggi kantong diukur dari sambungan pundak. Mengingat begitu pentingnya ukuran spec, seorang QC tidak boleh sampai salah dalam mengukur per bagian dalam garmen tersebut. Jika terdapat kesalahan dalam pengukuran akan berakibat pada besar kecilnya size yang dipesan. Misalnya konsumen sudah memesan size M akan tetapi garmen yang diterima adalah size XS atau bahkan size XL, pasti konsumen akan komplain kepada outlet dan ini akan berimbas pada kepercayaan dan quality akan produk tersebut dipertanyakan. Hal ini akan menjadi issue besar bagi Buyer. Selain mengukur, QC juga harus menginspect garmen tersebut. Mengukur berbeda dengan menginspect. Mengukur belum tentu menginspect, akan tetapi menginspect sudah pasti ada proses mengukur di dalamnya. Mengukur merupakan akitifas pengukuran garmen yang disesuaikan dengan permintaan Buyer sesuai dengan spec. Sementara menginspect Inspection adalah proses pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas ini bersifat luas, bisa berarti quality produk, bisa berarti ukuran, workmanship, dan visual dari produk Pengertian Inspeksi atau Inspection menurut penulis adalah pemeriksaan secara seksama beserta pengendalian terhadap suatu produk yang dihasilkan untuk menghasilkan produk sesuai dengan standar dan aturan yang telah ditetapkan pada produk tersebut. Dalam pengendalian quality, inspeksi merupakan salah satu elemen yang sangat penting. Inspection Inspeksi diperlukan untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan dan standarnya sehingga kepuasan pelanggan dapat terjaga dengan baik. Selain mengendalikan kualitas dan menjaga kepuasan pelanggan, Inspeksi juga dapat mengurangi biaya-biaya manufakturing akibat buruknya kualitas produksi seperti biaya pengembalian produk dari pelanggan, biaya pengerjaan ulang over time dalam jumlah banyak dan biaya pembuangan bahan limbah yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam prakteknya pada Industri Manufakturing, unit kerja yang berkaitan dengan Inspeksi dan Pengujian ini bertanggung jawab untuk menilai kualitas bahan bahan baku yang disupplai oleh supplier dan produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan manufakturing itu sendiri apakah telah sesuai dengan karakteristik dan standar yang ditentukan dari Buyer. Unit kerja yang bertanggung jawab untuk mendeteksi dan memilah komponen komponen yang telah dikirimkan oleh supplier ataupun produk setengah jadi Semi Products dari unit kerja lainnya apakah sudah sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan, biasanya disebut dengan IQC Incoming Quality Control. Sedangkan unit kerja yang bertanggung jawab untuk inspeksi dan pengujian terhadap produk jadi finished goods yang di produksi oleh perusahaan manufakturing ini biasanya disebut dengan OQC atau Outgoing Quality Control. Pada umumnya untuk kedua istilah tersebut kita biasa menyebutnya dengan QC Quality Control. Inspeksi atau Inspection pada dasarnya hanya melakukan pengukuran terhadap tingkat kesesuaian dengan standar dan karakteristik produk yang yang ditentukan dan memisahkan produk produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas dibawah standar dengan produk produk yang memenuhi standar kualitas yang ditentukan. Inspeksi merupakan metode yang paling umum digunakan oleh perusahaan manufakturing untuk mencapai keseragaman kualitas produk dan Standarisasi produk. Jika produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan ketentuan standar dan spesifikasi maka produk tersebut akan ditolak dan pihak yang bertanggung jawab harus melakukan tindakan perbaikan corrective countermeasure sesuai comment agar tidak terjadi lagi ketidaksesuaian standar di masa yang akan datang dan produk tersebut tidak bisa diloloskan untuk ekspor jika kualitasnya buruk. Baca juga Tahapan Dalam Pemeriksaan Garmen Mengingat begitu pentingnya peran seorang Quality Control, dasar dasar dan skill setiap personnya harus selalu ditingkatkan dan upgrade menyesuaikan tuntutan dan permintaan pasar global. Untuk menjaga quality agar tetap bagus secara konsisten, diperlukan adanya sumber daya manusia yang unggul dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Quality produk harus selalu meningkat untuk menjaga persaingan dengan perusahaan lain, minimal harus sama jika ingin tetap bertahan dalam persaingan industri yang semakin maju. Bertahan atau terus maju adalah pilihan yang harus diambil oleh suatu perusahaan, untuk terus maju harus diimbangi dengan quality yang semakin membaik. Untuk menghasilkan quality yang baik dimulai dari penggunaan bahan baku yang berkualitas dan harus melalui beberapa proses inspeksi setiap prosesnya mulai dari awal sampai dengan akhir proses oleh seseorang yang berkompeten dalam bidangnya. Demikianlah artikel yang bisa penulis paparkan pada kesempatan kali ini, tentunya banyak kekurangan dalam artikel ini, support dari rekan pembaca semua sangat berpengaruh dalam perbaikan artikel. Saran dari pembaca semua akan menambah khasanah keilmuan penulis, mari sama sama belajar dan berkembang bersama. Terima kasih atas kunjungan dan supportnya, tetap kunjungi blog ini untuk mendapatkan update artikel selanjutnya^^. Referensi ilmumanajemenindustri Referensi garmentsmerchandising Referensi welcomesubarashii Abrasion Resistance The ability of a fabric to withstand loss of appearance or surface through surface wear or rubbing. Acrylic Fiber Generic name for man made fibers derived from polyacrylonitrile. Features a soft , woolly hand ; wash and wear performance ; brilliant high shade colors ; good sunlight and wrinkle resistance. Air Jet Spinning During Air Jet Spinning yarn is made by wrapping fibers around a core stream of fibers with compressed air. In this process , the fibers are stretched to the appropriate size , then fed to the air jet chambers where they are twisted , first in one direction , then in the reverse direction in a second chamber. The yarn is stabilized after each operation. Yarn produced on Air Jet pills less because the spinning process creates a tighter outer wrap which holds typically loose polyester fibers experienced in Open End Spinning in place. Fewer loose polyester fibers means less pilling. Argyle A popular design for knitted fabrics, both hand and machine knit. Two or three colors generally are used in a diamond-shaped pattern. Banded Fabric is folded double and sewn down. Refers to tee shirt collars and staff shirt sleeves Basketweave A variation of a plain weave in which two or more yarns weave alike in both the warpVertical and Filling Horizontal directions. The name probably derives from the similarity to basket work structures. The weave produces a rather LOOSE construction. Berber A texture very similar to Sherpa, but with a heavier, more woolen texture - used for Outerwear Bird's-eye A pattern that resembles a bird’s eye. Buckram backing Stiff fabric used to give shape and form to items like caps, belts, etc. Also used to stabilize embroidery, edges. Burguntal Cloth Constructed from 100% nylon. This durable base fabric has a water repellent finish applied to the face, which prevents water drops from soaking into the back is coated with Polyurethane for added water resistance and wind protection. Byron Collar Collar with large points and not much of a roll; named after the English poet Lord Byron. Cap Sleeves Sleeve type used mainly in ladies styles but is also used in unisex styles. Standard tee sleeve length is approximately to the elbow. Cap sleeves would fall midway between the elbow and the shoulder. Carded Cotton Yarn that has been cleaned, aligned and formed into a continuous untwisted strand but has NOT gone through additional spinning processes like combing or ringspinning. Carding Preliminary process in yarn spinning. Fibers are separated and made into more parallel-untwisted strand called SLIVERS. This process also removes most of the impurities and a certain amount of short or broken fibers. Center line/ Center Crease Helps line up garment for screenprint or - if line is not actually centered,it is more difficult to center logo. Chevron A zigzag stitch VERY similar to Herringbone Colorfast A term used to describe fabrics of sufficient color retention so that no noticeable changes in shed takes place during the “normal” life of the garment. Constructed Crown of a cap has Buckram to give the cap shape even when it is not being worn. Coolmax Certification mark of the Dupont Company, for knitted fabrics made of POLYESTER fibers that are grooved on the outside to facilitate better wicking and moisture evaporation. Cordura Trademark of Dupont Company, for air-textured nylon yarn. Core Vents Efficiently dissipate excess body heat and perspiration vapor. Cotton Cotton is named for a shrubby plant genus Gossypium of the MALLOW family, for the fibers surrounding the seeds, and for the cloth woven from the spun fibers. Each of the seeds, which are contained in capsules, or bolls, is surrounded by white or cream-colored downy fibers that flatten and twist naturally as they dry. Cotton is tropical in origin but is now cultivated worldwide. It has been spun, woven, and dyed since prehistoric times. Coverseaming/Coverstitching Two needles to overlap the threads underneath, reinforcing the seams with a smooth layer of threads. looks similar to double needle stitching Crocking The tendency of excess dyes to rub off. Napped a pile fabrics in deep colors are most likely to crock. Industry has set standards and tests to measure and prevent crocking. With the PIGMENT dye process this can occur if the garment is NOT washed before worn. CrossWinds Lightweight wind protection. CrossWinds shells are extremely packable and compressible. Denier Is to polyester as Singles is to cotton, however with Denier, the SMALLER the number of denier the THINNER the strand of polyester and the LARGER the number the THICKER the strand of polyester. This is the OPPOSITE of singles. Dobby When weaving fabric - geometric shapes are woven into the weaving pattern. DryPoint ™ Semi-Oxford A modified basket weave of 100% Nylon coated with Ether-based Poly Urethane. Extremely durable and absolutely waterproof. End-On-End An alternating color or striped effect. Enzyme Wash A fabric softening process that gives a soft hand to fabric and wears the color VERY slightly. Does NOT have a washed out look like PIGMENT DYE. Four-needle stitching Used to reinforce the waistband in shorts and sweatpants. French Placket Is to woven shirts as a set-on placket is to staff shirts. Glen Plaid Popular Scottish pattern for sportswear characterized by checks of two different sizes with similar color patterns. Made in many grades of fabric. Graded Collar The size of the collar changes proportionally with the size of the shirt. Greige Gray Goods Knitted or woven fabrics of all fibers in an unfinished state, after they have been woven and before dyeing or finishing. Grommet An eyelet of firm material ex Metal to strengthen or protect an opening. Gusset Insert as in the sleeve seam or side panel - Crossgrain crew to widen and strengthen. Hand The “feel” of a fabric or print. Heather Blended fibers combined to create a vari-colored effect; heather gray. Heathered fabric typically contains 3 fibers cotton, polyester or rayon. In any of the garments that ALPHA carries an ASH or BIRCH or Heather Grey, Steel Grey, Light Steel, etc. The name may vary per mill these colors are NEVER 100% Cotton. Another fiber MUST be added with the cotton in order to achieve the necessary color. PLEASE NOTE If a fabric contains 95% cotton it can be LEGALLY labeled 100% cotton, however, the mills that ALPHA carries will state the proper content on the garment label for these colors. HyventMicro Failleweave A 100% coated Nylon flat ribbed fabric that is waterproof, windproof and very breathable with excellent abrasion and durability characteristic. Treated with a Durable Water Repellant finish to shed water. Interlock Double knit construction makes this the heaviest of the 3 to a Jersey knit except both front and back of the fabric look is the tightest weave, gives the smoothest surface and the finest hand. Jacquard A design or pattern in the fabric and/or collar Kangaroo Pocket A large front single pocket, with side openings allowing both hands to be inserted, meeting in the Middle.See Also muff pocket Kasha lining A lining principally for jackets featuring cotton flannel, napped face and imitation chambray back Knapping Refers to the inside of a fleece garment. Garment fabric brushed with a wire brush to give a very soft hand. Kodel Polyester fiber created and trademarked by Eastman Kodak Co. Lisle Yarn Refers to type of yarn. This type of yarn has a soft hand is a very fine count singles and is 2 ply. Low Profile Any crown of a cap that is LESS than 4” in height. Not to be confused with DO have low profile caps that are STRUCTURED. Lyocell Generic name for TENCEL Marled Yarn Twisting a solid color yarn with a yarn of various colors to create a varied color effect. Medium Weight Classification for fabric of 22 to 24 single yarn, where the number of yarn denotes the overall fabric weight. Melton Wool A heavily felted non-lustrous fabric. The heaviest type is used in outerwear. Mercerization Treatment for fabric cotton yarn or cloth that swells the fiber and gives it LUSTER or shine. Slightly preshrinks yarn and makes it stronger. This also helps with dye acceptance and improves fabric absorbency. Moleskin Supposed to simulate fur of a mole. Carded cotton is knapped or brushed and then sheared for smoothness to provide a suede fur effect. MTR Fleece™ Maximum Thermal Retention A non-pilling, 100% polyester fleece that provides a soft, warm insulating layer. Weighing about half as much as wool, MTR Fleece™ is quick drying and remains warm even when wet. Muff pocket A large front single pocket, with side openings allowing both hands to be inserted, meeting in the middle. See also kangaroo pocket Nailhead A woven in or engineered design. Neoprene A generic name for a type of synthetic rubber. Nu-Blend Jerzees Trademark process of spinning yarn that virtually eliminates pilling. Omni-Dry™ Process keeps you dry and warm whatever the activity by drawing moisture to the fabric face where it wicks across the surface and evaporates. The rate of evaporation increases with the amount of moisture. Open End Spinning A system of spinning based on the concept of introducing twist to the yarn by rotating the yarn end at a gap in the flow of fibers between the delivery system and the yarn package; a much faster operation than ring spinning. Open-end yarn has a coarser hand than ring spun cotton. Oxford A modified plain or weave. Can be striped or checked by using groups of various colored yarn. Piece Dyed This term is used when the knitted cloth is dyed, prior to being assembled into a finished product. Pilling Accumulation of fibers on the surface of a fabric, caused by wear and washing. In 50/50 fabric, cotton fibers tear and become tangled with the stronger fibers on the surface of the higher cotton content results in less pilling. Pima Cotton Refers to type of cotton. Originally grown by the Pima Indians in the South West part of the United States. It’s natural color is yellow as opposed to white for other cotton. It’s a very fine, long staple refers to the length of the individual fibers cotton. It is a very soft and strong fiber that accepts dye well. Pinwale A very narrow ridge or rib in a fabric from 16 to 23 wales to the inch EX Pinwale corduroy. Pique Pee-kay A knit sometimes called LaCoste because that company popularized its a distinct right and wrong right side resembles a Honey Comb or a waffle and the wrong side is flat and a course firm hand an generally uses fine yarns. Placket A slit extending down the front of a shirt from the neck. The slit is usually secured with buttons Poly Nosic Type of fabric that has a TWILL texture with a VERY soft “silk like” feel. This fabric will also protect against 95% of the UV rays from the sun. Quarter Turning Eliminates the center line by rotating the shirt at 900 so that the fold line is then under the arms. Currently, imprinters like this feature because it eliminates the center line. Quilted jacket Jacket featuring a lining with two or more layers and a padded filling. Raglan A type of sleeve sewn in with seams slanting outward from the neck to the underarm. Reinforced Placket X-Box A square or rectangular sewn area used to strengthen and reinforce the bottom of a placket. Rib knit A form of knit fabric with vertical rows of knitting loops visible on both sides of the fabric features more elasticity than jersey knit. Ring Spun Cotton Yarn produced on ring frame equipment; typically, this is a finer yarn, producing a softer hand. Ringer T-shirt, with solid body featuring ribbed crew neck and sleeve bands in a contrasting color. Ripstop Very fine woven fabric, often NYLON, with coarse, strong yarns spaced at intervals so that tears will not spread. Saddle Shoulder Variation of a raglan sleeve, where the shoulder portion forms a straight band cut in the same piece with the sleeve. It is seamed front and back parallel to the shoulder instead of at an angle as in raglan style. Seamless Tubular Collar Increases durability of collar and prevents splitting of collar seams. Self collar Collar comprised of the same type of piece goods used in the shirt body. The collar is made by sewing the two collar parts together with a lining in the center for support.As in tanks tops and ladies items Set-in Sleeves Style of sleeve, which is sewn into the shoulder seam. The seam is straight up and down from the shoulder seam to the underarm. as opposed to the neck in RAGLAN sleeves. Sherpa As garment is woven, the outside of the fabric is brushed with a wire brush to give the garment a very soft “fuzzy” feel. Shoulder-to-Shoulder Taping Shoulder seams, as well as neck seam are covered by tape or binding. This reinforces shoulder and neck seams, and reduces separation of the seams. Shrinkage Rate Approximately 4 - 5 % on most 100 % garments after pre-shrinking or compacting Sitka A long-lasting, super-waterproof coating made perfect for wet weather Structured Crown of a cap has Buckram to give the cap shape even when it is not being worn. Tactel Trademark of the Dupont Company, for filament nylon fiber. Talkeetna Design for all-season active outdoor sports, Talkeetna shells use Core Vents and our new Hyvent waterproof/breathable coating to help keep your body cool and dry. Tencel Trademark of Courtlands. The first new fiber to be introduced in over 50 years. Made from the natural cellulose found in trees especially grown for this purpose. When one tree is harvested another is planted. Characteristics * Very strong fiber * Soft, smooth hand * Excellent DRAPE when worn * Machine washable & Dryable * Low shrinkage * Wrinkle resistance Undervisor The colored material on the bottom side of the visor. Years ago, the undervisor was always green because this color was considered easiest on the eyes. Today, however, we do have silver underbills, however, in most circumstances, the color of the undervisor matches the color of the cap. Unstructured/Unconstructed When there is no buckram in the crown of a cap. The cap only has shape when placed on the head. Visor Peak The front of the hat or cap that extends out from the front panel and acts as a sunshade. Also, a type of headwear that consists of the peak or sunshade only so that the top of the head is exposed. When referring to a full cap, visor is interchangeable with peak. V-notch Triangular 2-ply patch of material sewn to the front of the neck for decorative purposes. Waffle Stitch used in KNIT goods to produce a series of square waffle-like designs. Wales The individual loops of a course vertical rows of loops also, when referring to corduroy, the amount of ridges per inch in the fabric. Water-Repellant The characteristic of a fiber to resist wetting. Most water repellent garments have a COATING to achieve water repellence. Welted Sleeve Cuffs ONE piece of rib knit material sewn on the cuff, collar or placket of a shirt. Yarn dyeing Yarn, which has been dyed prior to the weaving of the goods; follows the spinning of the yarn. Yoke A part of a garment fitted closely to the shoulders. Abrasion Resistance The ability of a fabric to withstand loss of appearance or surface through surface wear or rubbing. Acrylic Fiber Generic name for man made fibers derived from polyacrylonitrile. Features a soft , woolly hand ; wash and wear performance ; brilliant high shade colors ; good sunlight and wrinkle resistance. Air Jet Spinning During Air Jet Spinning yarn is made by wrapping fibers around a core stream of fibers with compressed air. In this process , the fibers are stretched to the appropriate size , then fed to the air jet chambers where they are twisted , first in one direction , then in the reverse direction in a second chamber. The yarn is stabilized after each operation. Yarn produced on Air Jet pills less because the spinning process creates a tighter outer wrap which holds typically loose polyester fibers experienced in Open End Spinning in place. Fewer loose polyester fibers means less pilling. Argyle A popular design for knitted fabrics, both hand and machine knit. Two or three colors generally are used in a diamond-shaped pattern. Banded Fabric is folded double and sewn down. Refers to tee shirt collars and staff shirt sleeves Basketweave A variation of a plain weave in which two or more yarns weave alike in both the warpVertical and Filling Horizontal directions. The name probably derives from the similarity to basket work structures. The weave produces a rather LOOSE construction. Berber A texture very similar to Sherpa, but with a heavier, more woolen texture - used for Outerwear Bird's-eye A pattern that resembles a bird’s eye. Buckram backing Stiff fabric used to give shape and form to items like caps, belts, etc. Also used to stabilize embroidery, edges. Burguntal Cloth Constructed from 100% nylon. This durable base fabric has a water repellent finish applied to the face, which prevents water drops from soaking into the back is coated with Polyurethane for added water resistance and wind protection. Byron Collar Collar with large points and not much of a roll; named after the English poet Lord Byron. Cap Sleeves Sleeve type used mainly in ladies styles but is also used in unisex styles. Standard tee sleeve length is approximately to the elbow. Cap sleeves would fall midway between the elbow and the shoulder. Carded Cotton Yarn that has been cleaned, aligned and formed into a continuous untwisted strand but has NOT gone through additional spinning processes like combing or ringspinning. Carding Preliminary process in yarn spinning. Fibers are separated and made into more parallel-untwisted strand called SLIVERS. This process also removes most of the impurities and a certain amount of short or broken fibers. Center line/ Center Crease Helps line up garment for screenprint or - if line is not actually centered,it is more difficult to center logo. Chevron A zigzag stitch VERY similar to Herringbone Colorfast A term used to describe fabrics of sufficient color retention so that no noticeable changes in shed takes place during the “normal” life of the garment. Constructed Crown of a cap has Buckram to give the cap shape even when it is not being worn. Coolmax Certification mark of the Dupont Company, for knitted fabrics made of POLYESTER fibers that are grooved on the outside to facilitate better wicking and moisture evaporation. Cordura Trademark of Dupont Company, for air-textured nylon yarn. Core Vents Efficiently dissipate excess body heat and perspiration vapor. Cotton Cotton is named for a shrubby plant genus Gossypium of the MALLOW family, for the fibers surrounding the seeds, and for the cloth woven from the spun fibers. Each of the seeds, which are contained in capsules, or bolls, is surrounded by white or cream-colored downy fibers that flatten and twist naturally as they dry. Cotton is tropical in origin but is now cultivated worldwide. It has been spun, woven, and dyed since prehistoric times. Coverseaming/Coverstitching Two needles to overlap the threads underneath, reinforcing the seams with a smooth layer of threads. looks similar to double needle stitching Crocking The tendency of excess dyes to rub off. Napped a pile fabrics in deep colors are most likely to crock. Industry has set standards and tests to measure and prevent crocking. With the PIGMENT dye process this can occur if the garment is NOT washed before worn. CrossWinds Lightweight wind protection. CrossWinds shells are extremely packable and compressible. Denier Is to polyester as Singles is to cotton, however with Denier, the SMALLER the number of denier the THINNER the strand of polyester and the LARGER the number the THICKER the strand of polyester. This is the OPPOSITE of singles. Dobby When weaving fabric - geometric shapes are woven into the weaving pattern. DryPoint ™ Semi-Oxford A modified basket weave of 100% Nylon coated with Ether-based Poly Urethane. Extremely durable and absolutely waterproof. End-On-End An alternating color or striped effect. Enzyme Wash A fabric softening process that gives a soft hand to fabric and wears the color VERY slightly. Does NOT have a washed out look like PIGMENT DYE. Four-needle stitching Used to reinforce the waistband in shorts and sweatpants. French Placket Is to woven shirts as a set-on placket is to staff shirts. Glen Plaid Popular Scottish pattern for sportswear characterized by checks of two different sizes with similar color patterns. Made in many grades of fabric. Graded Collar The size of the collar changes proportionally with the size of the shirt. Greige Gray Goods Knitted or woven fabrics of all fibers in an unfinished state, after they have been woven and before dyeing or finishing. Grommet An eyelet of firm material ex Metal to strengthen or protect an opening. Gusset Insert as in the sleeve seam or side panel - Crossgrain crew to widen and strengthen. Hand The “feel” of a fabric or print. Heather Blended fibers combined to create a vari-colored effect; heather gray. Heathered fabric typically contains 3 fibers cotton, polyester or rayon. In any of the garments that ALPHA carries an ASH or BIRCH or Heather Grey, Steel Grey, Light Steel, etc. The name may vary per mill these colors are NEVER 100% Cotton. Another fiber MUST be added with the cotton in order to achieve the necessary color. PLEASE NOTE If a fabric contains 95% cotton it can be LEGALLY labeled 100% cotton, however, the mills that ALPHA carries will state the proper content on the garment label for these colors. HyventMicro Failleweave A 100% coated Nylon flat ribbed fabric that is waterproof, windproof and very breathable with excellent abrasion and durability characteristic. Treated with a Durable Water Repellant finish to shed water. Interlock Double knit construction makes this the heaviest of the 3 to a Jersey knit except both front and back of the fabric look is the tightest weave, gives the smoothest surface and the finest hand. Jacquard A design or pattern in the fabric and/or collar Kangaroo Pocket A large front single pocket, with side openings allowing both hands to be inserted, meeting in the Middle.See Also muff pocket Kasha lining A lining principally for jackets featuring cotton flannel, napped face and imitation chambray back Knapping Refers to the inside of a fleece garment. Garment fabric brushed with a wire brush to give a very soft hand. Kodel Polyester fiber created and trademarked by Eastman Kodak Co. Lisle Yarn Refers to type of yarn. This type of yarn has a soft hand is a very fine count singles and is 2 ply. Low Profile Any crown of a cap that is LESS than 4” in height. Not to be confused with DO have low profile caps that are STRUCTURED. Lyocell Generic name for TENCEL Marled Yarn Twisting a solid color yarn with a yarn of various colors to create a varied color effect. Medium Weight Classification for fabric of 22 to 24 single yarn, where the number of yarn denotes the overall fabric weight. Melton Wool A heavily felted non-lustrous fabric. The heaviest type is used in outerwear. Mercerization Treatment for fabric cotton yarn or cloth that swells the fiber and gives it LUSTER or shine. Slightly preshrinks yarn and makes it stronger. This also helps with dye acceptance and improves fabric absorbency. Moleskin Supposed to simulate fur of a mole. Carded cotton is knapped or brushed and then sheared for smoothness to provide a suede fur effect. MTR Fleece™ Maximum Thermal Retention A non-pilling, 100% polyester fleece that provides a soft, warm insulating layer. Weighing about half as much as wool, MTR Fleece™ is quick drying and remains warm even when wet. Muff pocket A large front single pocket, with side openings allowing both hands to be inserted, meeting in the middle. See also kangaroo pocket Nailhead A woven in or engineered design. Neoprene A generic name for a type of synthetic rubber. Nu-Blend Jerzees Trademark process of spinning yarn that virtually eliminates pilling. Omni-Dry™ Process keeps you dry and warm whatever the activity by drawing moisture to the fabric face where it wicks across the surface and evaporates. The rate of evaporation increases with the amount of moisture. Open End Spinning A system of spinning based on the concept of introducing twist to the yarn by rotating the yarn end at a gap in the flow of fibers between the delivery system and the yarn package; a much faster operation than ring spinning. Open-end yarn has a coarser hand than ring spun cotton. Oxford A modified plain or weave. Can be striped or checked by using groups of various colored yarn. Piece Dyed This term is used when the knitted cloth is dyed, prior to being assembled into a finished product. Pilling Accumulation of fibers on the surface of a fabric, caused by wear and washing. In 50/50 fabric, cotton fibers tear and become tangled with the stronger fibers on the surface of the higher cotton content results in less pilling. Pima Cotton Refers to type of cotton. Originally grown by the Pima Indians in the South West part of the United States. It’s natural color is yellow as opposed to white for other cotton. It’s a very fine, long staple refers to the length of the individual fibers cotton. It is a very soft and strong fiber that accepts dye well. Pinwale A very narrow ridge or rib in a fabric from 16 to 23 wales to the inch EX Pinwale corduroy. Pique Pee-kay A knit sometimes called LaCoste because that company popularized its a distinct right and wrong right side resembles a Honey Comb or a waffle and the wrong side is flat and a course firm hand an generally uses fine yarns. Placket A slit extending down the front of a shirt from the neck. The slit is usually secured with buttons Poly Nosic Type of fabric that has a TWILL texture with a VERY soft “silk like” feel. This fabric will also protect against 95% of the UV rays from the sun. Quarter Turning Eliminates the center line by rotating the shirt at 900 so that the fold line is then under the arms. Currently, imprinters like this feature because it eliminates the center line. Quilted jacket Jacket featuring a lining with two or more layers and a padded filling. Raglan A type of sleeve sewn in with seams slanting outward from the neck to the underarm. Reinforced Placket X-Box A square or rectangular sewn area used to strengthen and reinforce the bottom of a placket. Rib knit A form of knit fabric with vertical rows of knitting loops visible on both sides of the fabric features more elasticity than jersey knit. Ring Spun Cotton Yarn produced on ring frame equipment; typically, this is a finer yarn, producing a softer hand. Ringer T-shirt, with solid body featuring ribbed crew neck and sleeve bands in a contrasting color. Ripstop Very fine woven fabric, often NYLON, with coarse, strong yarns spaced at intervals so that tears will not spread. Saddle Shoulder Variation of a raglan sleeve, where the shoulder portion forms a straight band cut in the same piece with the sleeve. It is seamed front and back parallel to the shoulder instead of at an angle as in raglan style. Seamless Tubular Collar Increases durability of collar and prevents splitting of collar seams. Self collar Collar comprised of the same type of piece goods used in the shirt body. The collar is made by sewing the two collar parts together with a lining in the center for support.As in tanks tops and ladies items Set-in Sleeves Style of sleeve, which is sewn into the shoulder seam. The seam is straight up and down from the shoulder seam to the underarm. as opposed to the neck in RAGLAN sleeves. Sherpa As garment is woven, the outside of the fabric is brushed with a wire brush to give the garment a very soft “fuzzy” feel. Shoulder-to-Shoulder Taping Shoulder seams, as well as neck seam are covered by tape or binding. This reinforces shoulder and neck seams, and reduces separation of the seams. Shrinkage Rate Approximately 4 - 5 % on most 100 % garments after pre-shrinking or compacting Sitka A long-lasting, super-waterproof coating made perfect for wet weather Structured Crown of a cap has Buckram to give the cap shape even when it is not being worn. Tactel Trademark of the Dupont Company, for filament nylon fiber. Talkeetna Design for all-season active outdoor sports, Talkeetna shells use Core Vents and our new Hyvent waterproof/breathable coating to help keep your body cool and dry. Tencel Trademark of Courtlands. The first new fiber to be introduced in over 50 years. Made from the natural cellulose found in trees especially grown for this purpose. When one tree is harvested another is planted. Characteristics * Very strong fiber * Soft, smooth hand * Excellent DRAPE when worn * Machine washable & Dryable * Low shrinkage * Wrinkle resistance Undervisor The colored material on the bottom side of the visor. Years ago, the undervisor was always green because this color was considered easiest on the eyes. Today, however, we do have silver underbills, however, in most circumstances, the color of the undervisor matches the color of the cap. Unstructured/Unconstructed When there is no buckram in the crown of a cap. The cap only has shape when placed on the head. Visor Peak The front of the hat or cap that extends out from the front panel and acts as a sunshade. Also, a type of headwear that consists of the peak or sunshade only so that the top of the head is exposed. When referring to a full cap, visor is interchangeable with peak. V-notch Triangular 2-ply patch of material sewn to the front of the neck for decorative purposes. Waffle Stitch used in KNIT goods to produce a series of square waffle-like designs. Wales The individual loops of a course vertical rows of loops also, when referring to corduroy, the amount of ridges per inch in the fabric. Water-Repellant The characteristic of a fiber to resist wetting. Most water repellent garments have a COATING to achieve water repellence. Welted Sleeve Cuffs ONE piece of rib knit material sewn on the cuff, collar or placket of a shirt. Yarn dyeing Yarn, which has been dyed prior to the weaving of the goods; follows the spinning of the yarn. Yoke A part of a garment fitted closely to the shoulders. Pengertian Garment Garment adalah suatu industri yang mengolah bahan baku kain dari supplier textile dan accessories lainnya dengan menggunakan tenaga kerja yang terampil sehingga menghasilkan suatu produk pakaian jadi dalm skala besar misalnya pakaian wanita, pria, pakaian bayi, sarung tangan dll . Setelah Garment memesan kain kepada textile maka kain itu diolah menjadi style pakaian sesuai dengan pemesan order buyer yang telah ditentukan dengan pengiriman export ke luar negri harus memperhatikan dari kualitas baju jadi karena buyer memiliki standar kualitas tertentu. Istilah istilah dalam industri garment Selanjutnya teman teman bisa juga memahami istilah istilah dalam industri garment, berikut istilah istilahnya 1. Labdip adalah kain kecil yang berbentuk kotak kecil yang digunakan sebagai standar warna untuk memproduksi kain dalam partai besar yang diberikan oleh buyer. Keterangan Biasanya sebelum membeli kain kepada supplier bagian purchasing atau follow up melihat dulu warna celupan kain dari supplier apakah warnanya sama dengan labdip buyer/tidak. Baca Juga PERAN QUALITY CONTROL GARMENT DALAM PROSES BAHANBAKU KAIN 2. Matching Kain adalah Form yang berisi kain per kedatangan Keterangan Saat kain datang ke garment, maka kain akan di cek apakah warnanya sama tidak dengan pengajuan labdip dan pengajuan kain purchasing/follow up. 3. Test Susut/Shrinkage adalah pengukuran ulang dari baju apakah mengalami penyusutan atau tidak. Untuk shringkage setiap buyer memiliki standar tersendiri. Keterangan Saat baju akan dikirim kepada buyer sesuai dengan pesanan model, size spek, warna baju, jahitan. Maka baju tersebut di cek test susut-nya apakah masih dalam standar/tidak, dan di cek juga spirality-nya. 4. Test Luntur adalah Test Luntur merupakan bagian dari mengecek kualitas dari kain yang dikirim, maka dilakukan test luntur dengan skala yang telah ditentukan. 5. Laporan Sortir Kain adalah Laporan kain yang berisi Grade dari kain yang datang apakah Grade A, B, C, D, E setelah dilakukan proses Saat kain datang maka kain akan di sortir di mesin sortir, untuk mengecek dari kualitas kain tersebut apakah banyak defect atau tidak, biasanya pengecekan dilakukan 30%, 50%, 100% tergantung kebijakan perusahaan. Pengecekan sortir kain dilakukan dengan ten point ataupun sistem yang lain. Hasil dari sortir kain adalah sebagai berikut - Kain tersebut Grade A kain kualitas bagus,- Grade B kain bagus, - Grade C kain banyak defect, dihitung apakah kain yang datang mencukupi dengan kain grade C karena biasanya sebagian supplier melebihkan kedatangan kain ke garment. - Grade D kain banyak defect dan bisa di komplen kepada supplier karena kain tidak bisa dipakai- Grade E kain banyak defect dan bisa di komplen kepada supplier karena kain tidak bisa dipakai 6. Marker adalah Pola Untuk membuat baju sesuai dengan model dari buyer Keterangan Pola untuk jahitan biasa dengan pola marker itu berbeda, jika pola jahitan biasa di buat pola untuk membuat satu baju. Sedangkan pola marker dalam satu marker bisa menghasilkan 10-12 baju ataupun lebih tergantung bagaimana kondisi panjang kain dan lebar Baju Inhouse adalah baju yang dibuat sebelum dikirim kepada supplier, biasanya pada baju inhouse dilakukan cek kualitas baju apakah bagus atau tidak, ukuran, susut, luntur, ketahanan printing, bordir dll8. Shading adalah adanya perbedaan warna dalam satu part, misalnya dalam satu kain atau setelah menjadi baju, jika shadingnya parah maka barang bisa di riject, tapi untuk kategori shading memili grade nya Ampar Kain adalah jumlah lembar kain yang sudah dipotong sesuai dengan panjang Setelah kain diambil dari gudang, bagian cutting mengambil kain sesuai instruksi, kain tersebut digunakan dengan marker yang mana. Lalu dilakukan pemotongan, misalnya kain terdapat 10 roll. Dalam satu roll biasanya menghasilkan berapa ampar kain, karena kain diampar lalu di potong sesuai panjang marker. 9. Numbering adalah proses pemberian no pada panel, sesuai seri kain dengan part yag samaKeterangan Kain setelah dilakukan ampar maka dilakukan pemotongan, contohnya “baju daster” maka dalam satu marker itu terdapat 10 baju daster dengan banyak panel misalnya panel baju depan 1, panel baju belakang 2, panel tangan kiri 3, panel tangan kanan4, panel lapis keringat5. Dalam satu baju daster ada 5 panel x 10 baju = 50 panel, 50 panel tersebut harus di seri kan sesuai dengan seri yang diberikan oleh marker. Maka perlu dilakukan proses numbering sebelum panel tersebut di jahit untuk dikirim ke bagian produksi. 10. Potong Kain adalah memotong kain dengan amparan tertentu menggunakan mesin potong Keterangan Setelah proses ampar selesai maka dilakukan proses pemotongan kain sesuai model pada marker, selanjutnya tumpukan panel disimpan agar masuk ke bagian proses numbering. 11. Bundle adalah Ikatan kompenan dari panel setelah kain di potong Bundle dilakukan agar kain tersebut lebih rapih saat akan dilakukan proses numbering 12. Lot digunakan dalam istilah supplier kain yang dibuat dalam satu kali pencelupan warna, contohnya - Garment memesan kain kepada supplier textile warna turquise jenis kain jersey Quantity 1000kg - Bagian tekstile dalam prosesnya akan membuat kain sesuai pesanan baik warna, kualitas, dan quantity. Kain warna turquise dibuat dalam 3 lot, lot 1 dalam satu kali pencelupan warna menghasilkan 20 500kg roll kain , dilakukan lagi pencelupan warna kedua menghasilkan 10 250kg roll kain , karena kebutuhan garment memesan 1000 kg jadi biasanya supplier melakukan proses di lot ke 3. 13. Overtime adalah kondisi produksi atau cutting yang dimana target pekerjaan harus di capai dengan cara lembur kerja. Keterangan Overtime bisa dikarenakan kondisi barang yang banyak di cutting/di produksi sehingga untuk menghindari penumpukan barang, maka perlu untuk dilakukan lembur. Dikarenakan oleh tidak tercapai target waktu produksi sehingga diperlukan untuk lembur Waktu shipment yang dekat tapi target tidak tercapai sehingga untuk mencapai pengiriman tepat waktu diperlukan lembur, pengiriman yang tidak tepat waktu akan menyebabkan biaya tambahan bagi perusahaan apalagi export karena harus memesan argo pengiriman yang lain agar barang cepat sampai kepada buyer apakah menggunakan kapal laut atau pesawat terbang. 14. Pola baju adalah pola yang digunakan untuk membuat satu baju dengan model tertentu, misalnya pola untuk membuat baju daster size XL biasanya pola baju untuk garment setelah acc di buat dalam bentuk software setelah itu di buat marker untuk partai besar 15. Sewing adalah istilah dalam industri garment dalam proses menjahit, setelah dari bagian cutting kain dipotong, panel kain sudah di seri tinggal panel tersebut di jahit di bagian sewing sampai menjadi suatu produk jadi contoh baju panjang, daster, kaos dll. 16. Pocket adalah saku dalam baju 17. Lining adalah bagian pelapis daripada baju 18. Hoodi adalah topi dalam jacket 19. Style adalah model garment yang akan dipesan oleh pembeli baik itu model jacket, daster, baju kaos dll20. Warehouse adalah tempat penyimpanan barang kain mentah yang datang dari supplier, misalnya kain datang dari supplier textile maka kain tersebut akan dilakukan pengecekan barang dengan surat jalan dari supplier apakah sesuai atau tidak. Setelah kain akan disimpan di rak yang sudah disediakan. Nah, istilah istilah dalam industri garment perlu untuk dipelajari jika pekerjaan teman teman masuk dalam industri tersebut atau teman teman akan melamar pekerjaan. Daftar Istilah Istilah Di Industri Garment “Life is study, if you don’t study you look like not life” Daftar Istilah Istilah di Industri Garment harus diketahui oleh pelaku industri garment tersebut. Dengan adanya pemahaman istilah ini semuanya akan seragam dan sekata dalam implementasinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang tertentu. Istilah istilah dalam industri garment ada banyak sekali, namun semuanya dipelajari dan dibiasakan sehingga akhirnya menguasai dengan sendirinya. Istilah istilah ini akan anda temui jika menekuni industri garment, tentunya daftar istilah yang disebutkan dalam artikel ini terbatas, masih banyak istilah istilah lain. Penulis akan menambahkan istilah istilah lainnya pada kesempatan selanjutnya jika mendapatkan pengetahuan lainnya. Berikut ini adalah beberapa daftar istilah yang biasa di temukan di dunia garment dan fashion. Daftar Istilah di Industri Garment Fabric Fabric merupakan istilah lain dari kain. Fabric adalah kumpulan serat serat baik dari serat alami, buatan, maupun sintesis yang diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu bahan baku. Fabric inilah yang nantinya menjadi bahan baku utama dalam industri garment. Fabric Weight, Fabric Weight adalah berat fabric baik sebelum ataupun sesudah washing. Approval, Approval adalah acuan persetujuan dari Buyer untuk standarisasi pengerjaan. Baik itu approval fabric maupu aksesories. Benang, Benang adalah sebuah serat yang didapat dari bahan alami maupun buatan. Tebal tipisnya benang tergantung apa yang dibutuhkan. Biasanya dilambangkan dengan Tex, misalnya text 21, text 27, dan yang lainnya. Aksesories, Aksesories adalah bahan pelengkap yang digunakan untuk pakaian, misalnya Kancing, Renda, Zipper, Drawcord, Mobilon Tape, Label, Neck Tape, dan lain-lain. Accu Mark, Accu Mark adalah alat yang dilengkapi komputer digunakan untuk mendesain pakaian, membuat pola, grading sampai gambar penataan pola. Automatic Steam Iron, Automatic Steam Iron adalah seterika otomatis yang dilengkapi pengatur suhu dan air yang secara otomatis dapat mengatur pemberian uap. Bundel, Bundel adalah ikatan dari sejumlah komponen pakaian yang biasanya siap loading untuk di sewing. Bor Kain, Bor Kain adalah alat bor yang digunakan untuk memberi tanda pada komponen pakaian, misalnya tempat saku, kupnat, dan lain-lain. Course, Course adalah arah jeratan kain rajut. Core Spun, Core Spun adalah benang inti multifilament yang dibungkus oleh serat-serat spun. Cacat Kritis, Cacat atau Reject Kritis adalah cacat jahitan pada pakaian yang terlihat dan menyebabkan pakaian tidak dapat dipakai. Cacat Major, Cacat atau Reject Major adalah cacat jahitan pada pakaian tetapi pakaian masih dapat dipakai. Cacat Minor, Cacat atau Reject Minor adalah cacat jahitan kecil pada pakaian dan tidak begitu terlihat. Face to Face, Face to Face adalah penyusunan kain dengan posisi bagian luat kain saling beradu. Face Down, Face Down adalah penyusunan kain dengan posisi bagian luar kain menghadap ke bawah. Face Up, Face up adalah penyusunan kain dengan posisi bagian luar kain menghadap ke atas. Fashion, Fashion adalah mode pakaian. Grading, Grading adalah memperbesar atau memperkecil pola sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Glace Cotton, Glace Cotton adalah benang kapas yang permukaannya diberi lapisan khusus sehingga menjadi kaku dan licin. Interlining, Interlining adalah kain yang digunakan sebagai pengeras komponen tertentu pada pakaian. Intralooping, Intralooping adalah pembentukan jeratan dari sebuah lengkungan benang yang dikait oleh lengkungan berikutnya dari benang yang sama. Interlooping, Interlooping adalah pembentukan jeratan dari sebuah lengkungan benang atas yang dikait oleh lengkungan benang bawah. Interlacing, Interlacing adalah pembentukan jeratan dari sebuah lengkungan benang atas yang melingkar pada lengkungan benang bawah. Jeratan Rantai, Jeratan Rantai adalah jeratan yang terbentuk dari satu atau lebih benang jarum yang menembus kain dan membentuk lengkungan, kemudian dijerat oleh lengkungan berikutnya sehingga bentuk jeratannya seperti rantai. Jeratan Kunci, Jeratan Kunci adalah jeratan yang terbentuk dari dua atau lebih kelompok benang, dimana benang atas menembus bahan dan dikunci oleh benang bawah atau benang sekoci. Jpm, Jpm adalah jeratan per menit. Katup Sleret atau Zipper Katup Sleret atau yang dikenal dengan Zipper adalah dua helai kain dengan ukuran tertentu yang salah satu sisinya masing-masing mempunyai gigi berbentuk spiral atau berbentuk rantai yang terbuat dari metal atau nylon dan diberi tarikan serta kunci pada ujung gigi sehingga bisa saling menutup apabila ditarik. Kertas Pola, Kertas Pola adalah kertas khusus berwarna putih yang digunakan untuk membuat pola. Kertas Anti Lengket, Kertas Anti Lengket adalah kertas putih tipis yang diletakkan di antara susunan kain untuk mencegah agar komponen yang dipotong tidak lengket satu dengan yang lain. Kertas Marker, Kertas marker adalah kertas khusus dengan lebar tertentu dan berbentuk rol untuk menggambar penataan pola. Kerah Shanghai, Kerah Shanghai adalah kerah kecil yang dipasang berdiri pada leher. Kerah Langsung, Kerah Langsung adalah kerah yang dibuat langsung menyatu dengan bagian badan depan. Kerah Bulat, Kerah Bulat adalah kerah yang berbentuk bulat dan dipasang agak berdiri. Kerah Rebah, Kerah Rebah adalah kerah yang dipasang pada leher dengan posisi rebah atau jatuh ke bagian depan. Lay Out By Product, Lay out By Product adalah tata letak mesin berdasarkan urutan proses pengerjaan. Lay Out By Operation, Lay Out By Opeartion adalah tata letak mesin berdasarkan kelompok operasi pengerjaan. Lay Out By Stationary, Lay Out By Stationary adalah tata letak mesin yang dapat dipindahkan mengikuti bahan baku yang diolah. Law Warp, Law atau Warp adalah arah panjang kain. Marker, Marker adalah gambar penataan pola. Pattern, Pattern adalah potongan potongan berbentuk pola dasar dari bagian garmen yang nantinya dijadikan acuan dalam pemotongan fabric. Cutable, Cutable adalah fabric maksimum yang bisa dipotong, biasanya cutable lebih digunakan untuk mengukur lebar fabric & besar nya lebih kecil dari lebar marker maupun lebar fabric. End to End, End to End adalah ukuran maksimum dari ujung ke ujung dalam fabric, biasanya istilah End to End digunakan untuk mengukur lebar fabric. One way, One way adalah arah potong dengan satu arah Two way, Two way adalah arah potong dengan dua arah Manufaktur, Manufaktur adalah pembuatan barang-barang dengan skala besar baik dengan tangan maupun mesin. Marcerisasi, Marcerisasi adalah proses penyempurnaan pada bahan kapas untuk meningkatkan ketahanan kusut. Multifilament, Multifilament adalah beberapa benang filament yang dirangkap dan digintir menjadi satu dan diberi penyempurnaan resin yang dapat menyatukan rangkapan tersebut. Mon Voven, Mon Voven adalah kain yang dibuat dari lapisan-lapisan surat secara mekanik, kimia, thermal atau saling mengkaitkan antar serat menggunakan jarum. One Way Spreader, One way Spreader adalah mesin penggelar dan penyusun kain yang berjalan satu arah dengan permukaan kain menghadap ke atas atau ke bawah. Operations Process Chart, Operations Process Chart adalah bagan proses pengerjaan yang disesuaikan dengan urutan pengerjaannya. Penakik, Pekanik adalah alat untuk memberikan tanda takil dengan bentuk V atau lurus pada bagian tertentu komponen. Pakan Weft, Pakan atau Weft adalah arah lebar kain. Sintetik, Sintetik adalah buatan atau tiruan. Soft Cotton, Soft Cotton adalah benang kapas yang pada waktu proses pengelantangan atau pencelupan ditambahkan zat pelemas. Tailor, Tailor adalah tukan jahit pakaian. Translucent, Translucent adalah transparan atau tembus pandang. Thermal, Thermal adalah suhu panas atau pemanasan. Up to date, Up to date adalah tidak ketinggalan zaman atau mengetahui kabar terbaru Wash and Wear, Wash and Wear adalah cuci, keringkan langsung pakai. Wale, Wale adalah arah jajaran kain rajut. Waktu Standar, Waktu Standar adalah waktu kerja yang dilakukan oleh operator yang mempunyai keterampilan standar untuk pekerjaan tertentu. Waktu Kerja, Waktu Kerja adalah waktu efektif untuk bekerja. Wased Cotton, Wased Cotton adalah benang kapas yang pada waktu penyempurnaan diberi minyak parafin atau silikon sehingga benang tahan gesekan. Demikian daftar istilah yang lazim ditemui ketika memasuki dunia industri garment, sangat penting untuk mengetahui istilah istilah tersebut, sehingga jika ada pembicaraan maupun pembahasan mengenai garmen akan terjalin komunikasi searah dan sekata sekaligus menghindari kesalahpahaman. Tidak ada kata terlambat dalam belajar, mari tingkatkan potensi maksimal diri kita sehingga dapat bermanfaat bagi semuanya. Terima kasih telah mengunjungi blog ini, terus nantikan update artikel selanjutnya ^^.

istilah istilah dalam qc garment